Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai kontribusi terbesar sebagai penghasil daging yang dapat memenuhi kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Permintaan pasar lokal akan daging sapi kecenderungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan taraf hidup rakyat yang disertai dengan kesadaran mengenai pentingnya gizi dan pangan.

Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Pemalang pada tahun 2019 mencapai 9.740 ekor dengan Kecamatan Belik dan Kecamatan Watukumpul merupakan sentra produksinya. Populasi ini relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara itu jumlah produksi daging selama tahun 2019 mencapai 915,48 ton.

Pengembangan investasi ternak sapi potong di Kabupaten Pemalang diarahkan pada Kecamatan Belik dan Watukumpul. Secara ekologis, wilayah Kecamatan Belik dan Watukumpul sangat mendukung dalam budidaya sapi. Kedua wilayah ini memiliki iklim yang sejuk sehingga sangat cocok dalam pengembangan ternak sapi  impor yang berasal dari negara-negara sub tropis seperti Limousin dan Brahma. Selain itu kedua kecamatan ini juga memiliki daya  dukung  lahan  pertanian  dan  daya  dukung  tanaman pangan di Kecamatan Belik dan Watukumpul yang berpotensi menghasilkan Hijauan Makan Ternak.

Jenis peluang investasi terkait dengan komoditas sapi potong di Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut :

Kerbau merupakan salah satu jenis ternak yang cukup berkembang di Kabupaten Pemalang, dimana Kabupaten Pemalang menjadi daerah yang masih menghasilkan ternak kerbau di Jawa Tengah. Keberadaan ternak kerbau di Kabupaten Pemalang mampu menyumbang kebutuhan daging di tingkat nasional karena komoditasnya banyak dipasarkan ke Kota Jakarta.

Populasi kerbau di Kabupaten Pemalang relatif stabil setiap tahunnya dan cenderung meningkat. Pada tahun 2019 jumlah populasi kerbau mencapai 8.259 ekor dengan sentra produksi berada Kecamatan Pemalang, Bantarbolang dan Bodeh. Selama tahun 2019, produksi daging kerbau di Kabupaten Pemalang mencapai 26.724 kg. Jumlah produksi daging ini relatif stabil dan cenderung meningkat setiap tahunnya.

Dibandingkan dengan sapi, kerbau memiliki beberapa keunggulan. Hewan ini tergolong hewan ternak yang sederhana, mudah dipelihara dan mudah beradaptasi. Kerbau juga mampu memanfaatkan pakan bermutu rendah seperti rumput kering dengan kadar nutrisi rendah dan serat kasar tinggi. Selain itu, kerbau juga mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan perubahan lingkungan yang ekstrim.

Ternak kerbau di Kabupaten Pemalang pada umumnya masih dilakukan secara ekstensif dimana kerbau digembalakan di hutan-hutan produksi. Belum banyak peternak yang memelihara kerbau dengan metode peternakan modern dan komersial meskipun peluang pasarnya sangat besar dan terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan protein hewani.

Pengembangan investasi budidaya kerbau di Kabupaten Pemalang diarahkan pada Kecamatan Bantarbolang karena secara ekologis, wilayah ini sangat mendukung dalam pegembangan peternakan kerbau. Wilayah ini juga dilalui oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Waluh dan Sungai Comal yang mendukung adaptasi kerbau terhadap lingkungan panas dengan  berkubang atau berbaring ditempat yang dingin. Selain itu daya  dukung  lahan  pertanian  dan  daya  dukung  tanaman pangan di Kecamatan Bantarbolang juga berpotensi menghasilkan Hijauan Makan Ternak.

Dari gambaran komoditas kerbau tersebut, jenis peluang investasi yang dapat dikembangkan antara lain :

Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Tingkat konsumsi daging ayam menunjukan kecenderungan yang meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Budidaya ayam potong di Kabupaten Pemalang tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan total populasi mencapai 9.330.400 ekor. Sedangkan untuk produksi dagingnya mencapai 8.332.983 kg yang sebagian besar dipasarkan ke luar wilayah Kabupaten Pemalang.

Pola budidaya ayam potong yang selama ini dilakukan oleh peternak di Kabupaten Pemalang adalah melalui kemitraan. Konsep kemitraan ini adalah dengan sistem dimana perusahaan inti berkewajiban menyediakan sapronak (pakan, DOC, dan OVK) dan tenaga pembimbing teknis (PPL, dokter hewan), sedangkan peternak yang bertindak sebagai mitra berkewajiban menyediakan kandang, peralatan, operasional, dan tenaga kerja. Kerja sama tersebut dituangkan dalam dokumen kontrak yang disepakati kedua belah pihak. Isi dokumen kontrak tersebut antara lain kontrak harga sapronak, harga jual ayam, bonus prestasi, dan SOP atau aturan main kerja samanya.

Dari gambaran komoditas ayam potong tersebut maka jenis peluang investasi tekait dengan komoditas ayam potong yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut :

Telur ayam merupakan suatu komoditas yang banyak dikonsumsi karena kaya akan nutirisi dan harganya relatif murah serta sangat mudah diperoleh di kios-kios. Harga yang terjangkau menjadikan produk ayam petelur atau unggas pada umumnya memiliki peluang yang baik di pasaran, karena sudah merupakan barang publik yang mudah didapat dan sudah dikenal oleh masyarakat.

Kabupaten Pemalang selain memiliki populasi ayam pedaging juga memiliki populasi ayam petelur yang cukup besar. Jumlah populasi ayam petelur di Kabupaten Pemalang mencapai 221.800 ekor dengan sentra produksi di Kecamatan Pemalang, Randudongkal, Moga, Warungpring, Pulosari, Belik dan Watukumpul.  Dari populasi ini jumlah telur yang dapat dihasilkan mencapai 1.315.725 kg.

Seperti halnya ayam pedaging, pada budidaya ayam petelur juga menggunakan pola kemitraan dimana perusahaan inti berkewajiban menyediakan sapronak  sedangkan peternak yang bertindak sebagai mitra berkewajiban menyediakan kandang, peralatan, operasional, dan tenaga kerja.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, jenis peluang investasi di Kabupaten Pemalang yang dapat dikembangkan terkait komoditas ayam petelur adalah sebagai berikut :